Clock

Sunday, May 20, 2007

Mereka

Mereka telah tersebar dosa dalam pengakuannya. Membasahi dinding yang telah dijadikan penyangga. Ketakutan telah membius jiwa raganya. Mereka selalu bersimpuh, bersujud, dan berdoa memohon agar belai kasih selalu datang dalam penghapusan dosanya. Mereka hanya diam, karena mereka tidak memiliki kekuasaan. Setiap gerbong yang mereka jalani selalu ditarik kembali oleh gerbong yang lebih kuasa. Bagaimana kita bisa menolong mereka?

Rasa yang terus hinggap dibenaknya hanyalah kesunyian. Gelas yang kosong, piring yang kotor, itulah jamahan mereka setiap hari. Mereka hanya bisa berpikir, tanpa bisa melakukan daya. Awan yang putih, mereka bilang hitam. Jalan yang ramai, mereka bilang sunyi. Rumput yang liar, mereka bilang hanya cobaan. Oh, apakah yang sebenarnya terjadi pada mereka?

Dalam batasan syair mereka mencoba menulis. Suatu kata indah yang tak dapat mereka jamah. Mereka itu rapuh bukannya putih. Selaput putih yang telah tercabik terus membuat mereka tegar. Mereka selalu bertanya, di mana wajah-wajah bopeng yang tidak pernah peduli pada kita? Apakah mereka hanya tidur di kursi malasnya? Atau apakah mereka sudah buta? Tanpa bisa melihat kebenaran dan perubahan, kita hanya bisa berharap pada keputusasaan.